Fakta Kasus Arisan Bodong di Makassar, Kerugian Capai Rp10 Miliar

Salah satu korban arisan online bodong LN, 27, saat melapor di Mapolda Sulawesi Selatan didampingi oleh penasehat hukumnya, di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Foto: Medcom.id/Muhammad Syawaluddin. Salah satu korban arisan online bodong LN, 27, saat melapor di Mapolda Sulawesi Selatan didampingi oleh penasehat hukumnya, di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Foto: Medcom.id/Muhammad Syawaluddin.

Makassar: Sebanyak delapan warga Kota Makassar, Sulawesi Selatan, menjadi korban arisan bodong. Total kerugian mencapai Rp10 miliar.

Penasehat hukum korban, Ari Dumais, mengatakan pihaknya melaporkan penipuan dengan modus keuntungan itu di Mapolda Sulawesi Selatan. Pelaku diketahui berinisial SN, 27.

"Kami melapor dugaan tindak pidana arisan bodong dan pencucian uang atau money laundry terhadap SN," kata Ari Dumais, dikutip dari Medcom.id, Kamis, 14 April 2022.

Baca: Pemkab Pangkep Berikan ODGJ BPJS Kesehatan

1. Diiming-imingi keuntungan 10 persen

Ari menjelaskan pelaku berhasil meyakinkan para korban untuk ikut dalam arisan online bodong tersebut dengan menjanjikan keuntungan kepada tiap korban sebesar 10 persen dari jumlah yang mereka setorkan.

"Tiap mereka menyetor mereka dapat keuntungan 10 persen setiap minggu," jelas dia.

Dia mengaku pihaknya memang belum lama ini ikut dalam arisan online bodong tersebut. Namun selama mengikuti arisan, keuntungan yang dijanjikan terhadap para korban tak kunjung datang.

"Awalnya ada (keuntungan yang dijanjikan) sekitar dua kali. Tapi ini sudah tidak ada setelah setoran terakhir," pungkas dia.

2. Kerugian arisan bodong

Berdasarkan keterangan kliennya, uang yang disetorkan pun beragam. Namun yang tertinggi sebesar Rp800 juta.

Jumlah tersebut belum termasuk keuntungan yang dijanjikan. Bahkan, ada korban yang rela menggadaikan sertifikat rumahnya.

Baca: Demo Tolak Penundaan Pemilu di Makassar Ricuh, 63 Orang Ditangkap

3. Pelaku tidak bekerja sendirian

Menurut Ari, aksi tersebut tidak hanya dilakukan di Kota Makassar. Pasalnya, korban berada di beberapa daerah di Indonesia. Pelaku juga tidak bekerja sendiri dalam melangsungkan aksinya.

"Ada komplotan. Kurang lebih 4 orang, admin ada 2. Mungkin juga ikut orang tuanya, karena setelah kami periksa rekening ada transfer ke nomor rekening keluarganya. Tapi otaknya dia (SN)," pungkas Ari.



(UWA)

Berita Lainnya