Siapa Sangka, Ternyata Imsak Hanya Ada di Indonesia

Ilustrasi/Medcom.id Ilustrasi/Medcom.id

Apakareba: Setiap orang yang menjalankan ibadah puasa pada Ramadan 1442 Hijriah, dapat mengakses situs resmi Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama untuk mengecek jadwal imsakiyah. Bahkan, waktu imsak juga dikumandangkan di beberapa masjid di daerah tertentu. 

Sebagian masyarakat Indonesia memaknai waktu imsak sebagai penanda waktu puasa dimulai. Sementara, beberapa orang menganggap imsak difungsikan sebagai pengingat segera berakhirnya waktu sahur. 

Apabila kita mengambil referensi dari hadis-hadis dan ajaran Islam yang ada, maka banyak sekali orang yang salah kaprah dalam memahami imsak. Faktanya, tidak ada istilah imsak dalam ajaran Islam. Jadi, merupakan suatu kekeliruan jika seseorang menganggap imsak sebagai penanda dimulainya ibadah puasa.

Baca juga: Sering Salah Kaprah, Bolehkah Makan dan Minum saat Imsak?

Terdapat dalil yang mendasari kapan sebenarnya waktu puasa dimulai. Berikut bunyinya:

“Jika salah satu dari kamu mendengar azan, sedangkan ia masih memegang piring (makanan), maka janganlah ia meletakkannya hingga ia menyelesaikan makannya,” (HR Imam Ahmad, Abu Dawud, Hakim, dan telah di sahihkan oleh Adz Zahabi).

Selain itu, Allah SWT juga pernah berfirman “dan makan dan minumlah kamu hingga terang bagimu benang putih dan benang hitam yaitu fajar,” (QS Al-Baqarah 2:187).

Dari situ dapat ditarik kesimpulan bahwa batas seseorang menyantap hidangan sahur, yakni saat fajar atau azan subuh. Sedangkan, imsak merupakan waktu yang disepakati oleh para ulama sebagai pengingat akan berakhirnya waktu sahur. 

Menariknya, dilansir dari NU Online, ternyata imsak hanya ada di Indonesia lho. Fenomena masjid-masjid mengumandangkan waktu imsak tidak ditemui di negara mana pun.

Para ulama menetapkan waktu imsak di Indonesia lebih diperuntukkan agar umat Muslim memiliki waktu untuk mempersiapkan diri sebelum waktu terbitnya fajar. Biasanya, para ulama menentukan waktu imsak sepuluh menit sebelum azan subuh. 

Kalau para ulama tidak membuat waktu imsak, bisa saja banyak orang yang sedang menyantap hidangan sahurnya, tiba-tiba ia mendengar azan subuh sudah dikumandangkan. Pastinya, kondisi itu sangat dihindari oleh umat Islam. Dengan adanya imsak, seseorang bisa memanfaatkan waktu tersebut untuk menggosok gigi, mandi, hingga persiapan lainnya untuk menunaikan salat subuh.
 
Jadi, tidak ada salahnya imsak yang menjadi kesepakatan para ulama dilakukan di Indonesia. Apalagi tujuannya baik, yaitu mengingatkan  bahwa waktu sahur akan segera selesai. 


 



(SYI)

Berita Lainnya