Viral Aksi "Joker" di Jepang! Ini Penjelasan dari Sisi Psikologis

Pelaku penyerangan di kereta Tokyo. (foto:ist) Pelaku penyerangan di kereta Tokyo. (foto:ist)

Apakareba: Belum lama ini kejadian mengerikan terjadi pada 31 Oktober 2021. Seorang lelaki berpakaian layaknya karakter Joker (karakter jahat dalam film Batman) melakukan tindakan keji saat malam Halloween di Tokyo, Jepang.  
 
Diketahhui pria tersebut bernama Kyota Hattori 24, dia melakukan serangan di sebuah kereta bawah tanah di Tokyo. Hattori menusuk 17 orang dan membakar kursi di gerbong kereta. Dari 17 orang yang tertusuk dikabarkan satu orang mengalami kritis.

Dalam Kyodo News disebutkan dia mengaku menyukai sosok Joker. Hattori sengaja menjalankan aksinya karena dia memang ingin membunuh orang dan mendapat hukuman mati.

Lantas mengapa seseorang bisa bertindak seperti itu? Berikut penjelasannya dari sisi psikologis.

Dilansir Medcom.id, menurut Psikolog anak, remaja, dan keluarga Efnie Indrianie, M.Psi dari Fakultas Psikologi, Universitas Kristen Maranatha, Bandung, seseorang bisa melakukan tindakan yang bersifat antisosial pada umumnya di dasari oleh dua hal, yakni:
 
1. Faktor biologis

Sebuah studi menemukan jika laki-laki yang melakukan tindakan antisosial memang terkadang memiliki kadar hormon kortisol (hormon stres) yang fluktuatif di tubuhnya. Selain itu kadar hormon testosteron juga fluktuatif, ini yang menjadi pemicu perilaku agresi tersebut.

Baca juga:  Tunjukkan Keseriusan, Netflix Rilis 5 Gim Mobile versi Android

2. Social learning and imitation

Sejak dini orang tersebut sudah terpapar pada hal-hal yang bernuansa agresi saat masih belia. Meskipun terkadang hanya dari sebuah tayangan kartun, namun bisa saja adegannya ada unsur agresi seperti memukul, menendang, dan lainnya.

Sejak dini seorang anak melihat hal-hal seperti itu tanpa pendampingan khusus dan penjelasan, maka mereka akan membentuk sebuah pola pikir. "Sang anak akan menyerap secara otomatis dan meniru. Jika tidak ditanggulangi ini bisa sampai dewasa," terang Efnie.



(NAI)