Makassar: Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim kemarau kering tahun 2023 terjadi bulan Mei. Mengantisipasi kekeringan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Selatan (Sulses) mulai merencanakan sejumlah skema, salah satunya modifikasi cuaca.
" Ada beberapa skema nantinya kita lakukan, seperti modifikasi cuaca sebagai salah satu upaya mengatasi dampak kekeringan ke depan," ujar Kepala Pelaksana BPBD Sulsel Amson Padolo dikutip dari Antaranews.com, Rabu, 1 Maret 2023
Merespons prediksi BMKG mengenai musim kemarau yang terjadi di Mei. Menurut Amson, itu masih sebatas prediksi.
" Kita berharap, sesuai dengan kebiasaan siklus seperti intropis itu biasa dialami normal dan tidak terlalu parah bahwa ada ancaman kekeringan," paparnya.
Berdasarkan prediksi BMKG, musim kemarau di tahun 2023 akan lebih kering dibanding tiga tahun terakhir, tahun 2020-2020. Maka itu, pemerintah daerah (Pemda) dan masyarakat dari awal mempersiapkan mitigasi bencana, termasuk penampungan air.
" Kita harus melakukan mitigasi, itu kuncinya. Mitigasinya seperti apa, yaitu air pada musim hujan melalui sistem water retention atau retensi air. Kalau skala kecil bisa biopori, tapi kadang kada tidak mampu, " tutur Walikota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto
Untuk itu, cadangan air seperti sungai, bendungan di amankan. Ramdhan juga mengarahkan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) untuk mengamankan air baku,
" Termasuk bagaimana air di recycle atau digunakan kembali. Saya juga memerintahkan tim PDAM ke Singapura untuk melihat teknologi recycle air namanya water reclamation, jadi air yang direklamasi atau air bekas bisa dijadikan air minum kembali," tutupnya.
(FPR)
Hadapi Musim Kemarau, BPBD Sulsel Siapkan Skema Modifikasi cuaca
