Terapkan Growth Hacking, Penjual Roti Ini Dianggap Warganet Brilian

Penjual Roti Viral Praktikan growth hacking/ Sumber: twitter @ardiwilda Penjual Roti Viral Praktikan growth hacking/ Sumber: twitter @ardiwilda

Apakareba:  Sebuah foto viral beredar di media sosial memperlihatkan seorang penjual roti keliling yang sekaligus menjual air mineral. Banyak yang menilai apa yang dilakukan penjual roti tersebut brilian dan dijuluki 'growth hacking' versi penjual roti.

Foto tersebut diunggah oleh akun Twitter @ardiwilda, unggahan tersebut mendapat banyak tanggapan positif dari apa yang dilakukan oleh penjual roti tersebut. Hingga artikel ini ditulis sudah ada 12 ribu likes dan 3 ribu retweet yang didapat.

Diketahui dari postingan tersebut, penjual roti itu melihat sebuah peluang, karena banyak pembelinya yang selalu menanyakan air mineral setelah membeli rotinya.

"Sore ini ketemu abang 'growth hacking' yang asoy, namanya mas Komeng. Penjual roti yang inisiatif jual air mineral karena banyak orang nanya minum abis makan rotinya. Sudah dua bulan jalan bawa air dan hasilnya lumayan," tulis akun @ardiwilda pada Sabtu, 28 Agustus 2021.

Baca juga: Merasa Boros? Yuk Mulai Gaya Hidup Minimalis

Mungkin penjual roti tersebut tidak mengerti apa itu growth hacking. Bahkan, banyak dari Anda mungkin juga tak tahu model bisnis ini. Lantas apa itu growth hacking? Berikut penjelasan singkat seputar model ini:

1. Kerap diadopsi startup

Umumnya istilah ini lebih populer di perusahan startup yang bergerak dalam bidang teknologi. Dilansir dari Growwithward.com, growth hacking sendiri adalah bidang baru yang hanya berfokus pada pertumbuhan, berdasarkan proses berbasis eksperimen yang digerakkan oleh data.

2. Berbasis data
Atau lebih sederhana growth hacking adalah metode marketing yang digunakan untuk memperoleh publikasi dan penjualan produk. Teknik pemasaran ini menitikberatkan penggunaan data dan teknologi.

3. Berkembang satu dekade belakangan
Asal mula growth hacking ada sejak 2010 ketika Sean Ellis menciptakan istilah tersebut. Sebagian besar teknik ini telah populer di kalangan startup.

4. Keterbatasan menciptakan kreativitas
Ada alasan teknik ini banyak dipakai startup. Teknik digunakan karena anggaran dan sumber daya yang terbatas.

Karena alasan itu, sang tukang roti layak diberi apresiasi. Sadar atau tidak, dia telah memakai teknik yang banyak dipakai bisnis modern saat ini.



(NAI)