Intip Cara Bangun Motivasi Anak dalam Belajar

Tunjukkan atau inspirasi anak bahwa dengan belajar anak bisa mendapatkan sesuatu yang ia inginkan. (Foto: Ilustrasi, Dok, Freepik.com) Tunjukkan atau inspirasi anak bahwa dengan belajar anak bisa mendapatkan sesuatu yang ia inginkan. (Foto: Ilustrasi, Dok, Freepik.com)

Apakareba: Di dunia ini, pasti banyak orang tua yang menginginkan anaknya belajar dengan motivasi sendiri. Tujuannya adalah agar anak merasa bahagia dan lebih bertanggung jawab dengan kewajibannya sendiri.

Akan tetapi, meningkatkan motivasi si kecil tentu tidak mudah. Sementara, orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam membangun motivasi tersebut.

Dilansir dari Gaya.id, Jumat, 29 Juli 2022, Psikolog Klinis Anak Remaja dan Keluarga, Roslina Verauli mengatakan bahwa untuk membangun motivasi tersebut ada beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu membuat tujuan.

Tujuan merupakan suatu hal yang penting dalam belajar. Tunjukkan atau menginspirasi anak bahwa dengan belajar, anak dapat memperoleh sesuatu yang ia inginkan. Jangan sampai anak belajar karena perasaan takut dengan orang tua, guru, atau takut tidak naik kelas. Sebaiknya, memberikan anak tujuan yang positif.

 

Baca Juga: Cara Mempererat Kedekatan Anak dan Orang Tua yang Terpisah Jarak

 

“Goals (tujuan) dibuat untuk membuat dia tahu kebutuhannya apa. Saat dia punya tujuan, muncul motivasi atau daya dorong,” kata Roslina Verauli.

Dari adanya tujuan tersebut, si buah hati jadi mau berupaya atau berusaha. Saat dalam prosesnya ada hambatan atau kesulitan, ia jadi pantang menyerah. Bahkan, mungkin ia akan menginisiasi sendiri untuk belajar dan akhirnya akan mengalami peningkatan performa.

Mari mengenal komponen dari motivasi:

1. Autonomy

Jangan berpikir bahwa belajar yang baik merupakan belajar yang diarahkan sepenuhnya dengan orang dewasa. Sebaiknya, berikan si kecil kebebasan sehingga ia merasa bahwa apa yang ia lakukan adalah untuk dirinya.

“Tiap anak belajarnya dengan cara berbeda. Bantu anak untuk punya otonom. Ini yang memotivasi anak secara intrinsik. Hal ini muncul ketika dia sadar dia punya kebebasan untuk memutuskan dengan cara apa dia mengerjakan,” katanya.

2. Mastery

Untuk membangun rasa percaya diri, dapat memberikan tugas-tugas yang mampu anak kerjakan.

“Sesekali beri tugas yang tak terlalu sulit sehingga anak punya pengalaman untuk berhasil. Pengalaman akan keberhasilan menumbuhkan perasaan bahwa dia kompeten. Bahwa dia mampu menguasai konten yang diberikan. Makanya anak suka main games karena derajatnya paling rendah ke yang paling tinggi. Setelah menguasai, dia mau ke tahap berikutnya, akhirnya jadi addict,” kata Vera.

3. Relatedness

Yang terakhir, mencari pembelajaran yang menarik untuknya. Ketika apa yang anak ketahui dapat berelasi dengan mereka, anak akan lebih bersemangat dalam belajar.



(SUR)