Manfaat Ramai Dibicarakan, Ini Fungsi Medis Ganja dari Beragam Penelitian

Ilustrasi tanaman ganja. Foto: Freepik.com Ilustrasi tanaman ganja. Foto: Freepik.com

Jakarta: Aksi seorang ibu di Bundaran HI, Jakarta Pusat, sempat menarik perhatian warganet di media sosial. Ibu tersebut menyuarakan pelegalan ganja untuk pengobatan medis anaknya.

"Tolong, Anakku Butuh Ganja Medis," tulis poster itu, dikutip dari akun Twitter penyanyi Andien Aisyah @andienasiyah pada Selasa, 28 Juni 2022.

Berdasarkan keterangan sang ibu, anaknya mengidap gangguan pada otak atau Cerebral Palsy. Sedangkan untuk mengobati penyakit itu dibutuhkan ganja medis berupa minyak biji ganja (CBD Oil).

Di Indonesia, ganja masih menjadi salah satu jenis narkotika yang dilarang digunakan sebagai obat. Tanaman itu dianggap membawa dampak buruk, seperti mengganggu kinerja otak.

Meski dianggap buruk, ganja ternyata memiliki sejumlah manfaat dalam pengobatan medis. Dinukil dari Hello Sehat, simak penjelasannya: 

1. Mencegah glaukoma

Tanaman ganja bisa digunakan untuk mengatasi dan mencegah mata dari glaukoma. Glaukoma adalah penyakit yang meningkatkan tekanan dalam bola mata, merusak saraf optik, dan menyebabkan seseorang kehilangan penglihatan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan National Eye Institute, ganja dapat menurunkan intraocular pressure (IOP) alias tekanan bola mata pada orang dengan tekanan normal dan orang-orang dengan glaukoma. Efek ini mampu memperlambat proses terjadinya penyakit ini sekaligus mencegah kebutaan.

Baca: Simple! Ini 4 Cara Menjaga Kesehatan Usus saat Bepergian

2. Meningkatkan kapasitas paru

Dalam sebuah studi yang dipublikasikan Journal of the American Medical Association, ganja tidak merusak fungsi paru-paru. Bahkan, bahan yang satu ini bisa meningkatkan kapasitas paru-paru. Kapasitas paru adalah kemampuan paru untuk menampung udara ketika bernapas.

Dalam penelitian tersebut, para peneliti mengambil sampel dari 5.115 orang dewasa muda sepanjang kurang lebih 20 tahun. Perokok tembakau kehilangan fungsi paru-parunya sepanjang waktu tersebut, tapi pengguna ganja malah memperlihatkan peningkatan kapasitas paru-parunya.

Hal ini dikaitkan dengan cara penggunaan mariyuana yang biasanya dihisap dalam-dalam. Oleh sebab itu, peneliti menyimpulkan hal ini mungkin menjadi semacam latihan untuk paru. Namun, tentu saja paparan jangka panjang asap mariyuana dengan dosis tinggi bisa merusak paru-paru.

3. Mencegah kejang karena epilepsi

Sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2003 memperlihatkan bahwa ganja bisa mencegah kejang karena epilepsi. Robert J. DeLorenzo, dari Virginia Commonwealth University, memberikan ekstrak tanaman ini dan bentuk sintetisnya pada tikus epilepsi.

Obat ini diberikan kepada tikus yang kejang selama 10 jam. Hasilnya, cannabinoid dalam tanaman ini mampu mengontrol kejang dengan menahan sel otak responsif untuk mengendalikan rangsangan dan mengatur relaksasi.

4. Mematikan beberapa sel kanker

Kandungan dalam ganja yang bernama cannabidiol dapat menghentikan kanker dengan mematikan gen yang disebut Id-1. Bukti ini didapat dari sebuah studi yang dilakukan sejumlah peneliti dari California Pacific Medical Center di San Francisco, yang dilaporkan pada tahun 2007. Dalam banyak kasus, dipercaya bahwa ganja mampu mematikan sel-sel kanker lainnya.

Bukti menunjukkan bahwa ganja juga bisa membantu melawan mual dan muntah sebagai efek samping kemoterapi. Akan tetapi, meski banyak penelitian menunjukkan keamanannya, tanaman ini tidak efektif dalam mengendalikan atau menyembuhkan kanker.

Baca: 10 Efek Samping Mengonsumsi Kopi Setiap Hari pada Kesehatan

5. Mengurangi nyeri kronis

Sebuah tinjauan yang dilakukan oleh National Academies of Sciences, Engineering, and Medicines melaporkan bahwa dalam dunia medis, mariyuana kerap digunakan untuk mengatasi rasa sakit kronis. Hal ini karena mariyuana mengandung cannabinoid yang bisa membantu menghilangkan rasa nyeri ini.

Dilansir dari Harvard Health Publishing, tanaman yang satu ini bisa meringankan rasa sakit akibat multiple sklerosis, nyeri saraf, dan sindrom iritasi usus. Tak hanya itu, tanaman yang satu ini bahkan banyak digunakan untuk penyakit yang menyebabkan nyeri kronis, seperti fibromyalgia dan endometriosis.

6. Mengatasi masalah kejiwaan

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Clinical Psychology Review menunjukkan bukti bahwa mariyuana membantu mengatasi masalah kesehatan jiwa tertentu. Para peneliti menemukan bukti bahwa tanaman ini bisa membantu menghilangkan gejala depresi dan gejala gangguan stres pasca trauma.

Akan tetapi, mariyuana bukan obat yang tepat untuk masalah kesehatan jiwa, seperti gangguan bipolar dan psikosis. Pasalnya tanaman yang satu ini justru bisa memperparah gejala orang dengan gangguan bipolar.

Baca: Jarang Diketahui, Ini 5 Khasiat Kulit Apel bagi Kesehatan Tubuh

7. Memperlambat perkembangan alzheimer

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Molecular Pharmaceutics menemukan fakta bahwa THC mampu memperlambat pembentukan plak amiloid. Plak-plak yang terbentuk ini bisa membunuh sel-sel otak yang berkaitan dengan alzheimer.

THC membantu menghalangi enzim pembuat plak ini di otak agar tidak jadi terbentuk. Namun, penelitian juga ini masih berada di tahap awal sehingga butuh lebih banyak studi penguat.



(UWA)