Sulsel Surplus 728 Juta Dolar AS dari Perdagangan Ekspor-Impor

Tangkapan layar Kepala BPS Sulsel Suntono saat memaparkan perkembangan transaksi ekspor dan impor di provinsi itu. ANTARA/Muh Hasanuddin Tangkapan layar Kepala BPS Sulsel Suntono saat memaparkan perkembangan transaksi ekspor dan impor di provinsi itu. ANTARA/Muh Hasanuddin

Apakareba.id: Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) pada Januari-November 2022 mencapai USD1,806 miliar dengan total impor sebesar USD1,078 miliar. Transaksi ekspor-impor Sulsel surplus USD728 juta.

"Kita punya beberapa komoditi andalan di Sulawesi Selatan seperti nikel. Permintaan ekspor stabil tiap bulan dan begitu juga dengan komoditi lainnya," ujar Kepala BPS Sulawesi Selatan (Sulsel), Suntono, dikutip dari Antara, Selasa, 3 Januari 2023.

Menurut Suntono, Sulsel masih terus mengekspor beberapa komoditas unggulan dan juga mengimpor barang-barang penting lainnya. Namun, nilai ekspor lebih tinggi dari transaksi impor setiap bulan sehingga bisa terus surplus.

Komoditas utama yang diekspor setiap bulan yaitu nikel, besi dan baja, biji-bijian berminyak, lak getah dan damar, hingga garam belerang dan kapur. Ada juga bahan pangan seperti ikan dan udang, olahan makanan hewan, daging dan ikan olahan, gula dan kembang gula, serta buah-buahan.

Suntono menyebutkan 10 komoditas unggulan Sulsel itu mampu menyumbang ekspor USD1,806 miliar atau 97,89 persen dalam neraca perdagangan. Selebihnya 2,11 persen atau USD16,20 juta dari perdagangan lainnya.

Adapun pasar ekspor sebagian besar ditujukan ke Jepang, China, Taiwan, India, Bangladesh, Korea Selatan, Australia, Timor Leste, Fiji, dan Filipina. Sementara itu, nilai impor barang yang dibongkar lewat beberapa pelabuhan di Sulsel tercatat 1,078 miliar dolar AS. Angka ini jauh lebih tinggi dari periode yang sama tahun sebelumnya yakni 653,14 juta dolar AS.

Adapun lima kelompok komoditas utama yang diimpor yakni Bahan Bakar Minyak (BBM), mesin-mesin pesawat atau mekanik, mesin dan peralatan listrik, bahan kimia, produk keramik, serta besi dan baja. Kemudian ada gandum-ganduman, gula dan kembang gula, olahan makanan hewan, juga kakao.

Sebagian besar impor didatangkan dari China, Singapura, Australia, Thailand, Malaysia, Argentina, India, Brazil, Kanada, dan Jepang.



(SUR)

Berita Lainnya