Dinilai Lebih Ganas dari Varian Mu, Ini 5 Fakta Delta Plus AY.4.2

Ilustrasi Medcom.id. Ilustrasi Medcom.id.

Apakareba: Pemerintah diminta untuk mewaspadai masuknya mutasi varian virus SARS CoV-2 jenis baru, yaitu Delta Plus AY.4.2. Sebab, varian tersebut dinilai lebih ganas dari varian Mu.
 
Apalagi, akan ada momen libur natal dan tahun baru yang kemungkinan besar dimanfaatkan wisatawan lokal dan asing untuk berlibur ke Indonesia. Khususnya destinasi-destinasi favorit seperti pulau Bali. 
 
Berikut ini fakta-fakta terkait varian virus SARS CoV-2 jenis baru, yaitu Delta Plus AY.4.2. 

1. Penularan lebih masif dari varian Delta

Seperti yang kita ketahui, mutasi varian Delta dikenal sangat cepat dan mudah menular. Namun, varian baru Delta Plus AY.4.2 ini diklaim lebih cepat dan lebih masif dibandingkan Delta. 

"Varian Delta Plus AY.4.2 menularnya lebih besar dari Varian Delta," kata Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI), Masdalina Pane, dilansir dari Medcom.id, Rabu, 3 November 2021.

2. Lebih berbahaya dari varian Mu

Meski karakteristik varian Delta Plus hingga saat ini masih diteliti. Namun, yang pasti varian ini lebih berbahaya dibandingkan varian Mu yang masuk kategori variant of interest. 

Pasalnya varian Delta AY.4.2 merupakan kategori variant of concern. Seperti Varian Delta yang menyebabkan lonjakan kasus covid-19 gelombang kedua pada Juli dan Agustus 2021. 

3. Biang kerok lonjakan kasus covid-19 di Inggris

Varian covid-19 Delta Plus AY.4.2 diketahui menjadi biang kerok lonjakan kasus covid-19 di Inggris. Di akhir Oktober 2021 kemarin, kasus harian di Inggris bahkan mencetak rekor tertinggi sejak pertengahan Juli 2021, tembus hingga 49.156 kasus berdasarkan laporan Reuters.

4. Terdeteksi di 42 negara

Berdasarkan laporan epidemiologi mingguan WHO, varian Delta Plus telah terdeteksi di 42 negara. Selain Inggris, beberapa negara yang terjangkit varian tersebut seperti India, Israel, Amerika Serikat, Rusia, dan Singapura. 

Baca: Menkes Memelototi Penularan Varian Covid-19 AY.4.2 di Inggris
 
"Saat ini, strain (Delta Plus) telah ditemukan di beberapa negara lain, tetapi tidak menjadi dominan," ucap ahli biologi molekuler dan sel dari Universitas Oxford, Roselyn Lemus Martin.

5. Delta Plus Ay.4.2 belum ditemukan di Indonesia

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan pemerintah belum menemukan kasus varian Delta Plus AY.4.2 di Indonesia. Meski demikian pemerintah tetap waspada dan terus siaga. 
 
“AY.4.2 belum masuk di Indonesia, yang sekarang terus kami monitor perkembangannya seperti apa,” kata Budi dalam telekonferensi di Jakarta beberapa waktu lalu. 



(RAI)

Berita Lainnya