Gemar Maksiat Tapi Rezeki Lancar? Patut Waspada!

Ilustrasi. Foto: MI/Rommy Pujianto Ilustrasi. Foto: MI/Rommy Pujianto

Apakareba: Acapkali manusia dilimpahkan kenikmatan dunia yang tak ada habisnya oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Hidupnya terkesan sempurna karena semuanya telah dimiliki, meski tak pernah beribadah dan tak berhenti bermaksiat.

Di dalam kitab yang berjudul Ad Da'u wa ad-Dawa' (Terapi Penyakit Hati), Ibnu Qayyim Al Jauziyah menyampaikan perkataan dari sebagian kaum salaf, yakni:

"Bila engkau melihat Allah memberikan nikmat kepadamu secara terus-menerus, sedang engkau tetap melakukan maksiat maka berhati-hatilah. Sebab hal itu merupakan istidraj dari Allah. Yaitu, Dia menuruti semua kehendakmu agar kamu memasuki kemaksiatan yang lebih mendalam,"

Baca: Kapan Sebaiknya Perempuan Mulai Salat Zuhur di Hari Jumat?

Lancarnya rezeki seseorang yang gemar bermaksiat bukan karena rasa sayang Allah SWT. Bisa jadi kelapangan hidup itu merupakan bentuk azab yang tak disadari.

Allah berfirman dalam Surat Az-Zukhruf ayat 33-35:

"Dan sekiranya bukan karena hendak menghindari manusia menjadi umat yang satu (dalam kekafiran), tentulah kami buatkan bagi orang-orang yang kafir kepada Tuhan Yang Maha Pemurah loteng-loteng perak bagi rumah mereka dan (juga) tangga-tangga (perak) yang mereka naiki. Dan Kami buatkan pintu-pintu (perak) untuk rumah-rumah mereka dan Kami buatkan bagi mereka dipan-dipan tempat mereka bersandar, sebagai bentuk ujian dan cobaan bagi mereka. Dan (Kami buatkan pula) perhiasan-perhiasan (dari emas untuk mereka). Dan semuanya itu tidak lain hanyalah kesenangan kehidupan dunia, dan kehidupan akhirat itu di sisi Tuhanmu adalah bagi orang-orang yang bertakwa,"

Begitu juga sebaliknya, jangan mengira orang yang mengalami banyak cobaan di hidupnya pertanda ia dimurkai oleh Allah. Tanpa kita tahu, mungkin itu adalah musibah yang didatangkan untuk menghapuskan dosa dan meninggikan derajatnya di surga kelak.

Sebaiknya berhati-hatilah akan posisi kita saat ini. Sebab kasih sayang Allah kepada umat-Nya dilihat dari sejauh mana kita mampu taat kepada-Nya atau sedalam apa kita tenggelam dalam kemaksiatan.



(RAI)

Berita Lainnya