Vaksin PMK Ditargetkan Sudah Selesai Pada Pertengahan September

Dokter hewan dari Pusat Veteriner Farma (Putvetma) Surabaya mempersiapkan vaksin wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) untuk sapi di kandang kawasan Taman, Sepanjang, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (14/6/2022). ). ANTARA FOTO/Umarul Faruq/rwa. Dokter hewan dari Pusat Veteriner Farma (Putvetma) Surabaya mempersiapkan vaksin wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) untuk sapi di kandang kawasan Taman, Sepanjang, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (14/6/2022). ). ANTARA FOTO/Umarul Faruq/rwa.

Apakareba: Pemerintah menargetkan vaksinasi penyakit mulut dan kuku (PMK) tahap awal pada hewan ternak di Indonesia selesai pada pertengahan September 2022. Vaksinasi yang didistribusikan pada tahap awal ini sebanyak 3 juta dosis vaksin PMK. Vaksinasi dosis tersebut dibagi menjadi 2 fase, yaitu 800 ribu dosis yang telah didistribusikan dan disuntikkan ke hewan ternak dan fase dua sebanyak 2,2 juta dosis sedang didistribusikan dan mulai disuntikkan ke hewan ternak.

“Vaksinasi telah dilakukan sebanyak lebih dari 800 ribu vaksin kisaran Juni-Juli 2022. Di Indonesia jumlah kasus baru PMK melandai, ini memperlihatkan vaksin mampu menekan PMK,” kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan PMK, Wiku Adisasmito, dikutip dari Antaranews.com, Jumat, 12 Agustus 2022.

Menurut Wiki, Indonesia mengikuti penanganan PMK dari negara-negara yang telah terpapar wabah terlebih dahulu dengan menyesuaikan kondisi terkini di dalam negeri. 


BACA: Puluhan Kerbau di Sulsel Bebas PMK

 

“Di Asia Tenggara, control PMK lebih banyak atau mayoritas menggunakan vaksin. Studi membuktikan bahwa vaksin PMK mampu menekan dampak keuangan bagi peternak di Asia Tenggara,” ujarnya.

Selain mendatangkan vaksin PMK dari lima perusahaan asing di luar negeri, pemerintah turut menggandeng perusahaan produsen vaksin lokal supaya kebutuhan vaksin cepat dan mudah terpenuhi. 

“Pemerintah mengupayakan percepatan pengadaan vaksin. Pemerintah juga berencana mengimpor bahan baku vaksin yang diproduksi dalam negeri, karena perusahaan farmasi lokal juga punya kemampuan memproduksi vaksin dalam jumlah besar,” kata Wiku.



(SUR)