BPBA: Aceh Alami Kerugian Rp430 Miliar Akibat Bencana Alam Selama 2023

Arsip. Visual seorang anak menuntut sepedanya di tengah banjir yang melanda Kecamatan Matang Kuli, Aceh Utara, Aceh, Senin (23/1/2023). (ANTARA FOTO/Rahmad) Arsip. Visual seorang anak menuntut sepedanya di tengah banjir yang melanda Kecamatan Matang Kuli, Aceh Utara, Aceh, Senin (23/1/2023). (ANTARA FOTO/Rahmad)

Banda Aceh:  Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) mencatat 418 kejadian bencana alam melanda wilayah provinsi  tersebut selama tahun 2023 dengan total kerugian mencapai sekitar Rp430 miliar.


“Kerugian tersebut dihitung dari kerusakan infrastruktur, harta benda warga, dan lahan pertanian,” kata Kepala Pelaksana BPBA Ilyas melalui Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) dikutip dari Antara, Kamis, 4 Januari 2024. 


Lebih lanjut Ilyas menjelaskan, jumlah kejadian bencana selama tahun 2023 lebih sedikit dibanding pada tahun 2022 yang mencapai 469 kejadian. Namun, nilai kerugian justru bertambah dibanding tahun 2022 yakni sekitar Rp335 miliar.


Lanjutnya, selama tahun 2023, kebakaran pemukiman masih mendominasi bencana di Tanah Rencong itu yang mencapai 149 kejadian, dengan dampak kerugian sekitar Rp87 miliar.


Kemudian bencana banjir sebanyak 105 kejadian yang berdampak pada 8.047 rumah dan delapan jembatan, 15 tanggul rusak, serta 4.838 hektare sawah terendam dengan total pengungsi 24.252 orang.


Selain itu, katanya, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sebanyak 85 kejadian, dengan luas lahan terbakar sekitar 252 hektar, angin puting beliung sebanyak 44 kejadian yang merusak 306 rumah warga dengan total kerugian sekitar Rp87 miliar.


“Tanah longsor terjadi 27 kejadian dengan kerugian mencapai Rp2,2 miliar, banjir bandang terjadi tiga kali yang merendam rumah dengan perkiraan kerugian Rp18 miliar, dan abrasi sebanyak dua kali yang merusak dua jembatan,” ujarnya.


Menurut Ilyas, dari semua kejadian bencana tersebut menimbulkan dampak pada 84 unit sarana pendidikan, satu unit sarana kesehatan, empat unit sarana pemerintahan, 46 unit sarana ibadah.


Selain itu, 168 pertokoan, 22 jembatan, 32 bendungan, dan jalan sepanjang 33 meter terdampak banjir dan tanah longsor. Kemudian juga terdapat 1.987 rumah mengalami kerusakan akibat kebakaran rumah, angin puting beliung, banjir, dan tanah longsor.


“Berbagai bencana ini menyebabkan sembilan orang meninggal dunia, 10 orang luka-luka dan berdampak pada 99.234 kepala keluarga dengan total 289.235 jiwa serta 25.020 pengungsi,” ujarnya.


Ia menambahkan, jumlah kebakaran pemukiman akan berkurang dari 153 pada tahun 2022 menjadi 149 pada tahun 2023. Demikian pula bencana angin puting beliung menurun dari 71 bencana pada tahun 2022 menjadi hanya 44 bencana pada tahun 2023.


”Tentunya ini merupakan hasil kerja sama kita bersama dalam meningkatkan mitigasi bencana, sehingga angka kejadian bencana masih bisa kita turunkan tiap tahunnya,” ujar Ilyas.



(SUR)

Berita Lainnya