Hafalkan Doa-doa Ini untuk Dibaca Saat Ramadan 1442 Hijriah

Foto: Pexels.com Foto: Pexels.com

Apakareba: Jelang Ramadan 1442 Hijriah yang tinggal menghitung hari lagi, terdapat beberapa hal yang biasanya dipersiapkan oleh umat Muslim. Ada yang membayar utang puasa, mempersiapkan badan untuk tetap prima, hingga bertobat.

Tetapi, ada suatu hal yang tak kalah penting untuk dijadikan bekal sebelum menjalani ibadah puasa, yakni menghafal doa-doa yang biasanya dibaca saat Ramadan. Mulai dari doa berbuka puasa, doa setelah salat tarawih, hingga doa pada malam Lailatur Qadar. Dilansir dari berbagai sumber, berikut doa-doa yang sebaiknya diamalkan pada bulan suci tersebut.

1. Doa berbuka puasa

Allahumma lakasumtu wabika aamantu wa’alaa rizqika afthortu birohmatika yaa arhamar roohimiin.”

Artinya: “Ya Allah karena-Mu aku berpuasa. Dengan-Mu aku beriman, kepada-Mu aku berserah dan dengan rezeki-Mu aku berbuka dengan rahmat-Mu, wahai Allah Tuhan Maha Pengasih.”

2. Doa malam Lailatul Qadar

Allhaumma innaka ‘afuwwa kariimu tuhibbul ‘afwa fa’afu ‘annaa.”

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya Engkau Zat Mahapengampun lagi Mahapemurah, senang pada ampunan, maka ampunilah kami, wahai zat yang Mahapemurah.”

3. Doa setelah salat Witir

Subhaanal malikil qudduus.” (dibaca tiga kali)

Artinya: “Mahasuci Allah yang Mahamerajai, lagi suci dari berbagai kejelekan)

Robbil malaikati war ruuh.”

Artinya: “Allah itu Rabb malaikat dan ruh, yaitu Jibril.”

Allohumma inni a’uudzu bi ridhooka min sakhotik wa bi mu’afaatika min ‘uquubatik, wa a’udzu bika minka laa uh-shi tsanaa-an ‘alaik, anta kamaa atsnaita ‘ala nafsik.”

Artinya: “Ya Allah, aku berlindung dengan keridaan-Mu dari siksa-Mu. Aku tidak mampu menghitung pujian dan sanjungan kepada-Mu, Engkau adalah sebagaimana yang Engkau sanjukan kepada diri-Mu sendiri.”

4. Doa kamilin, dibaca setelah salat Tarawih

Allahummaj’alna bil Imani kamilin. Wal il faraidli muaddin. Wa lish-shlati hafidhin. Wa liz-zakati fa’ilin, Wa lima ‘indaka thalibin. Wa li ‘afwika rajin. Wa bil-huda mutamassikin. Wa ‘anil laghwi mu’ridlin. Wa fid-dunya zahdin. Wa fil ‘akhirati raghibin. Wa bil-qadla’I radlin. Wa lin na’ma’I syakirin. Wa ‘alal bala’I shabirin. Wa tahta liwa’I muhammadin shallallahu ‘alaihi wasallam yaumal qiyamati sa’irina wa alal haudli waridin. Wa ilal jannati dakhilin. Wa minan nari najin. Wa ‘ala sariirl karamati qa’idin. Wa bi hurun ‘in mutazawwijin. Wa min sundusin wa istabraqin wadibajin mutalabbisin. Wa min tha’amil jannati akilin. Wa min labanin wa ‘asalin mushaffan syaribin. Bi akwabin wa abariqa wa ka’sin min ma’in. Ma’al ladzina an’amta ‘alaihim minan nabiyyina wash shiddiqina wasy syuhada’I wash shalihina wa hasuna ula’ika rafiqan. Dalikal fadl-lu minallahi wa kafa billahi ‘aliman. Allahummaj’alna fi hadzihil lailatisy syahrisy syarifail mubarakah minas su’ada’il maqbulin. Wa la taj’alna minal asyqiya’il mardudin. Wa shallallahu ‘ala sayyidina muhammadin wa alihi wa shahbihi ajma’in. Birahmatika ya arhamar rahimin wal hamdulillahi rabbil ‘alamin.”

Artinya: “Ya Allah, jadikanlah kami orang-orang yang sempurna imannya, yang memenuhi kewajiban-kewajiban, yang memelihara salata, yang mengeluarkan zakar, yang mencari apa yang ada di sisi-Mu, yang mengharapkan ampunan-Mu, yang berpegang pada petunjuk, yang berpaling dari kebatilan, yang zuhud di dunia, yang menyenangi akhirat, yang ridha dengan qadla-Mu (ketentuan-Mu), yang mensyukuri nikmat, yang sabar atas segala musibah, yang berada di bawah panji-panji junjungan kami, Nabi Muhammad, pada hari kiamat, yang mengunjungi telaga (Nabi Muhammad), yang masuk ke dalam surga, yang selamat dari api neraka, yang duduk di atas ranjang kemuliaan, yang menikah dengan para bidadari, yang mengenakan berbagai sutra, yang makan makanan surga, yang minum susu dan madu murni dengan gelas, cangkir, dan cawan bersama orang-orang yang Engkau beri nikmar dari kalangan para nabi, shiddiqin, syuhada, dan orang-orang yang saleh. Mereka itulah teman yang terbaik. Itulah keutamaan (anugerah) dari Allah, dan cukuplah bahwa Allah Mahamengetahui. Ya Allah, jadikanlah kami pada malam yang mulia dan diberkahi ini termasuk orang-orang yang bahagia dan diterima amalnya, dan janganlah Engkau jadikan kami tergolong orang-orang yang celaka dan ditolak amalnya. Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya atas junjungan kami Muhammad, serta seluruh keluarga dan sahabat beliau. Berkat rahmat-Mu, wahai Yang Paling Penyayang di antara yang penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.” (Lihat Sayyid Utsman bin Yahya, Maslakul Akhyar, Cetakan Al-‘Aidrus, Jakarta).



(SYI)

Berita Lainnya