Miris, Bisnis Perhotelan di Sulsel Hadapi Masa Paceklik

Ilustrasi: Shutterstock Ilustrasi: Shutterstock

Apakareba: Keputusan terkait pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berdampak pada bidang ekonomi, terutama perhotelan di Sulawesi Selatan. Menurut catatan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), tingkat hunian hotel berada di bawah 10 persen.

Ketua PHRI Sulawesi Selatan (Sulsel), Anggiat Sinaga, menyebut paceklik bisnis perhotelan merupakan dampak dari perpanjangan PPKM level 4 yang sudah dilakukan dua kali di Kota Makassar.

"Tingkat huni di bawah 10 persen. Karena tidak ada event berjalan," kata Anggiat, seperti dilansir dari Medcom.id, Jumat, 13 Agustus 2021.

Baca: Penemuan Mayat Menggantung di Bangunan SD Gegerkan Warga Sidorajo

Akibat masa sulit ini, bisnis perhotelan di Sulsel terpaksa mengambil langkah untuk mengurangi karyawan. Hal itu dilakukan agar hotel bisa bertahan meskipun tidak tahu sampai kapan. 

"Buat program harga promo juga tidak mengangkat, karena pasar memang tidak ada," jelasnya.

Selain itu, gaji karyawan juga harus dipotong sebanyak 50 persen. Lantaran melihat situasi dan kondisi yang menyedihkan di seluruh hotel, baik yang berbintang maupun tidak.

"Semua hotel bintang atau non-bintang melakukan hal sama karena kondisi yang sangat low," tuturnya. (Muhammad Syawaluddin)
 



(RAI)