Kenali Virus Nipah dari Malaysia yang Harus Diwaspadai

Ilustrasi/Medcom.id Ilustrasi/Medcom.id

Apakareba: Selain covid-19, akhir-akhir ini terdapat virus lainnya yang sedang ramai diperbincangkan, yakni virus nipah atau NiV. Sejumlah peneliti mengatakan bahwa virus ini bisa menjadi pandemi selanjutnya.

Hal ini perlu diwaspadai karena tingkat kematian virus nipah dilaporkan cukup tinggi, yakni berkisar 40 hingga 75 persen. Apalagi World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa sampai saat ini belum ada obat ataupun vaksin yang bisa digunakan untuk memerangi virus nipah secara spesifik. 

Lalu, bagaimana asal-usul virus nipah? Dan apa saja gejalanya? Untuk mengetahui lebih jauh, berikut hal-hal yang perlu kalian ketahui mengenai virus nipah seperti dilansir dari berbagai sumber.

1. Kapan pertama kali virus nipah ditemukan?

Virus nipah pertama kali teridentifikasi pada 1998 oleh tim peneliti di Fakultas Kedokteran Universitas Malaya saat terjadi wabah di Malaysia. Penamaan virus ini diambil dari sebuah kampung di Malaysia, yakni Sungai Nipah. Kampung Sungai Nipah merupakan tempat pertama kalinya kasus virus nipah ditemukan. 

2. Gejala virus nipah

Dikutip dari situs resmi WHO, orang yang terinfeksi awalnya mengalami gejala termasuk demam, sakit kepala, nyeri otot, muntah, hingga sakit tenggorokan. Gejala tersebut juga dapaat disertakan dengan pusing, mengantuk, hingga kesadaran tubuh yang berubah. 

Beberapa orang juga dapat mengalami pneumonia atipikal dan gangguan pernapasan yang parah. Ensefalitis dan kejang juga dapat terjadi pada kasus yang parah dan berkembang menjadi koma dalam waktu 24 hingga 48 jam. 

Masa inkubasi virus nipah diyakini berkisar 4 sampai 14 hari. Namun, masa inkubasi selama 45 hari juga telah dilaporkan.

Berikut gejala virus nipah seperti dikutip dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC).

Gejala ringan
- Demam
- Sakit kepala
- Batuk
- Sakit tenggorokan
- Sulit bernapas
- Muntah

Gejala parah
- Disorientasi, mengantuk, atau kebingungan
- Kejang
- Koma
- Pembengkakan otak (ensefalitis)

3. Media penularan virus nipah

Virus nipah dapat menyebar ke manusia melalui kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi, yakni kelelawar dan babi. Cairan tubuh, seperti darah, urin, atau air liur dari hewan tersebut juga bisa menjadi media penularan virus nipah ke manusia.

Dengan mengonsumsi produk makanan yang telah terkontaminasi cairah tubuh hewan yang tertular juga bisa menginfeksi manusia. Sehingga, hindarilah makan makanan, seperti buah yang telah terkontaminasi oleh kelelawar. 

Strain NiV yang diidentifikasi dalam wabah itu sepertinya ditularkan pada awalnya dari kelelawar ke babi. Kemudian virus itu menyebar dalam populasi babi. Dari situlah orang-orang yang bekerja dekat dengan babi yang terinfeksi mulai jatuh sakit.

Tidak ada penularan dari orang ke orang yang dilaporkan dalam wabah itu. Namun, penyebaran NiV dari orang ke orang secara teratur dilaporkan di Bangladesh dan India. 

4. Cara mendiagnosa virus nipah

Infeksi virus nipah dapat didiagnosis selama sakit atau setelah pemulihan. Pada tahap awal penyakit, pengujian laboratorium dapat dilakukan dengan menggunakan real time polymerase chain reaction (RT-PCR). Seperti covid-19, sampel diambil dari usap tenggorokan dan hidup. 

Tak hanya itu, cairan serebrospinal, urin, dan darah juga bisa digunakan. Kemudian, saat penyakit sudah berjalan dan setelah pemulihan, pengujian antibody dilakukan dengan menggunakan enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA).

NiV sulit diidentifikasi sejak dini. Hal ini menjadi tantangan karena gejala awal penyakit yang tidak spesifik. Padahal, deteksi dan diagnosis dini sangat penting untuk meningkatkan peluang hidup bagi orang yang terinfeksi serta mencegah penularan ke orang lain.

5. Cara mencegah virus nipah

Belum ada vaksin maupun obat yang tersedia untuk memerangi virus nipah. Belajar dari wabah NiV yang melibatkan peternakan babi pada 1999, pembersihan dan disinfektansi secara rutin dengan deterjen yang sesuai mungkin efektif dalam mecegah infeksi. 

Hewan yang dicurigai sebagai sumber penularan juga harus segera dikarantina. Pemusnahan hewan yang terinfeksi juga perlu dilakukan.  Selain itu, pemerintah juga harus membatasi atau melarang perpindahan hewan dari peternakan yang terinfeksi ke daerah lain untuk meminimalisasi penyebaran virus.

Seperti halnya dengan covid-19, CDC menyarankan masyarakat untuk rajin mencuci tangan dengan sabun dan air. Anjuran lainnya adalah sebagai berikut:
- Hindari kontak dengan kelelawar atau babi yang sakit
- Hindari area tempat kelelawar biasanya bertengger
- Hindari konsumsi kurma mentah
- Hindari konsumsi buah-buahan yang meungkin terkontaminasi kelelawar
- Hindari kontak dengan darah atau cairan tubuh siapa pun yang diketahui terinfeksi NiV.



(SYI)