Hindari 5 Jenis Makanan dan Minuman Penurun Daya Ingat Ini!

Ilustrasi makanan. Pexels Ilustrasi makanan. Pexels

Apakareba: Seiring bertambahnya usia, daya ingat atau memori seseorang akan berangsur menurun. Bukan hanya faktor usia, ternyata makanan dan minuman yang kita konsumsi juga dapat memengaruhi memori otak.

Sejumlah makanan punya efek negatif bagi perkembangan otak, memengaruhi memori, suasana hati, bahkan dapat meningkatkan risiko terkena demensia. Untuk itu, kamu bisa mengurangi konsumsi sejumlah makanan dan minuman ini agar tak memengaruhi perkembangan otakmu.  

Berikut beberapa makanan dan minuman yang berpotensi menurunkan daya ingat seseorang, seperti dilansir dari Healthline.

1. Minuman manis

Minuman manis seperti soda, minuman elektronik, minuman penambah energi, dan jus buah. Minuman manis ini tidak hanya membuatmu gemuk, tapi juga meningkatkan risiko diabetes tipe 2, penyakit jantung dan berdampak negatif terhadap otak.

Menurut studi berjudul "High-sugar diets, type 2 diabetes and Alzheimer's disease", asupan minuman manis yang berlebihan dapat meningkatkan kemungkinan terkena diabetes tipe 2, serta dapat meningkatkan risiko terkena alzheimer.

Penelitian lainnya juga menunjukkan kadar gula darah yang tinggi dalam darah dapat meningkatkan risiko demensia, bahkan terhadap orang tanpa penyakit diabetes. Komponen utama dari banyak minuman manis terdiri dari 55 persen fruktosa dan 45 persen glukosa.

Asupan fruktosa yang tinggi dapat menyebabkan obesitas, tekanan darah tinggi, lemak darah tinggi, diabetes, dan disfungsi arteri. Segala kemungkinan ini dapat meningkatkan risiko jangka panjang demensia.

Penelitian yang dilakukan pada hewan menunjukkan bahwa asupan fruktosa tinggi dapat menyebabkan peningkatan berat badan, kadar gula tinggi, serta berisiko tinggi terkena gangguan metabolisme dan gangguan memori.

Baca juga: Kamu Harus Tahu, Ini 5 Manfaat Spirulina Bagi Kesehatan!

2. Karbohidrat olahan

Karbohidrat olahan seperti tepung, memiliki indeks glikemik (GI) yang tinggi. Artinya, tubuh akan mencerna makanan jenis ini secara cepat dan menyebabkan terjadinya lonjakan gula darah.

Ketika karbohidrat olahan dimakan dalam jumlah yang lebih besar, maka dapat menghasilkan glikemik (GL) yang tinggi. GL mengacu pada seberapa banyak makanan dapat meningkatkan kadar gula darah, berdasarkan ukuran porsi. Makanan yang tinggi GI dan GL dapat merusak otak.

Penelitian berjudul "Diet-Induced Cognitive Deficits: The Role of Fat and Sugar, Potential Mechanisms and Nutritional Interventions" menunjukkan, konsumsi makanan dengan beban glikemik tinggi walau hanya sekali, dapat merusak memori anak-anak dan orang dewasa.

Penelitian lain pada mahasiswa yang sehat menunjukkan, mereka yang punya asupan lemak dan gula tinggi juga memiliki ingatan yang buruk. Efek pada memori ini mungkin disebabkan oleh peradangan hipokampus, bagian otak yang memengaruhi beberapa aspek memori, serta respons terhadap isyarat lapar dan kenyang.

3. Makanan tinggi lemak trans

Lemak trans merupakan lemak tak jenuh yang dapat berdampak pada kesehatan otak. Lemak trans berbahaya yang dimaksud adalah lemak trans yang diproduksi secara industri atau dikenal sebagai minyak nabati terhidrogenasi.

Jenis makanan tinggi lemak trans seperti mentega putih, margarin, krim, makanan ringan, kue, dan kue kering kemasan. Beberapa studi menunjukkan, konsumsi lemak trans berlebih dapat meningkatkan risiko penyakit alzheimer, penurunan memori, penurunan volume otak, dan penurunan kognitif.

Penelitian terhadap 38 wanita menemukan mereka yang mengonsumsi makanan tinggi lemak jenuh dibandingkan dengan lemak tak jenuh memiliki kinerja memori yang lebih buruk.

Baca juga: Indonesia Miliki Banyak Jenis Soto, Kira-kira Apa Ya Perbedaannya?

4. Makanan olahan

Makanan olahan seperti keripik, permen, mi instan, popcorn, saus, dan makanan cepat saji, cenderung tinggi gula, lemak dan garam. Makanan jenis ini biasanya tinggi kalori dan rendah nutrisi.

Mengonsumsi banyak makanan olahan dapat menyebabkan kenaikan berat badan disertai efek negatif pada kesehatan otak. Penelitian terhadap 243 orang yang berjudul "Visceral adipose tissue in associated with microstructural brain tissue damage" menemukan, peningkatan lemak di sekitar organ atau lemak visceral, dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak.

Penelitian lainnya yang melibatkan 52 orang menemukan bahwa, diet tinggi bahan yang tidak sehat mengakibatkan tingkat metabolisme gula yang lebih rendah di otak dan penurunan jaringan otak. Faktor ini dianggap sebagai penanda penyakit alzheimer.  

5. Alkohol

Mengonsumsi minuman beralkohol yang berlebihan dapat berdampak serius pada otak. Sebuah penelitian menunjukkan konsumsi alkohol berlebih dapat menyebabkan pengurangan volume otak, perubahan metabolisme dan gangguan neurotransmitter, yakni bahan kimia yang digunakan otak untuk berkomunikasi.

Pecandu alkohol disebut kerap kekurangan vitamin B1. Ini dapat menyebabkan gangguan otak yang disebut Wernicke's encephalopathy, yang dapat berkembang menjadi sindrom Korsakoff. Sindrom ini menyebabkan kehilangan ingatan, gangguan penglihatan, kebingungan, dan ketidakstabilan.



(CIA)