Tim Stop Stunting Sulsel Edukasi Bunda di 24 Kabupaten

Para Tim pendamping gizi Aksi Stop Stunting Pemprov Sulsel hadir pada acara pelepasan untuk bertugas di 24 kabupaten dan kota di Makassar.ANTARA/HO-Pemprov Sulsel Para Tim pendamping gizi Aksi Stop Stunting Pemprov Sulsel hadir pada acara pelepasan untuk bertugas di 24 kabupaten dan kota di Makassar.ANTARA/HO-Pemprov Sulsel

Apakareba.id: Tim pendamping gizi Aksi Stop Stunting Pemprov Sulawesi Selatan (Sulsel) menyusuri rumah ke rumah untuk melakukan edukasi bagi para ibu. Aksi Stop Stunting ini dilakukan pada 10 daerah lokus di setiap daerah pada 24 kabupaten/kota.

Aksi diinisiasi Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman. Aksi ini merupakan upaya membangun investasi bagi sumber daya manusia (SDM) yang andal. 

"Sesuai dengan arahan bapak Gubernur, bagaimana investasi SDM lebih utama. Hal itu pula sejalan dengan program prioritas Presiden Jokowi dalam peningkatan sumber daya manusia yang handal menuju generasi emas," ujar Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Sulsel Andi Nurseha.

Baca: Dinkes Sulsel Sosialisasikan Pemberian MPASI untuk Tekan Kasus Stunting

Sebanyak 240 Tenaga Pendamping Gizi Desa berperan sebagai ujung tombak di lapangan dengan melakukan edukasi langsung agar para ibu rutin mengecek tumbuh kembang anak di posyandu. 

"Di sinilah peran tim pendamping gizi Aksi Stop Stunting melakukan edukasi ke masyarakat, khususnya bagi yang memiliki balita. Tim melakukan door to door untuk memeriksa balita, sekaligus mengedukasi orang tua balita," terang Nurseha.

Nurseha menambahkan, Tim Pendamping Gizi bertugas mengedukasi keluarga pada 1.000 hari pertama kehidupan dan memberikan paket intervensi gizi pada anak dan ibu hamil. Para pendamping juga akan melakukan sosialisasi perihal perubahan perilaku pada remaja putri. 

"Selain itu, sanitasi lingkungan sebagai salah satu yang cukup berpengaruh terhadap masalah kesehatan di suatu wilayah termasuk stunting. Di sini juga peran tim pendamping gizi memberikan edukasi pola hidup sehat kepada masyarakat," imbuhnya.

Menukil laman Antaranews.com, tenaga gizi pendamping bekerja sama dengan aparat desa, kader pembangunan desa, dan sektor terkait lainnya dalam menjalankan tugas tersebut. 

Baca: Tekan Angka Stunting, Pemkab Bantaeng Dorong Pendekatan KIE

Mengacu pada Hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021, prevalensi balita stunting di Sulawesi Selatan sebesar 27,4 persen. Angka ini mengalami penurunan dari sebelumnya sebesar 30,6 persen (SSGI, 2019).

Sedangkan jika berdasarkan dari data ePPGBM (Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat), hingga Agustus 2021, angka stunting di Sulsel mencapai 9,08 persen.



(UWA)

Berita Lainnya