Pesan Ketua PBNU saat Kunjungi Gereja Katedral Makassar

Ledakan bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar. Antara/Darwin Fatir Ledakan bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar. Antara/Darwin Fatir

Apakareba: Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Said Aqil Siroj, mengunjungi Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan. Said menggaungkan kerukunan umat beragama.
 
"Kita ini satu keturunan, kita ini bersaudara, ngapain bermusuhan, mari bersama menjaga kerukunan," kata Said dalam keterangan tertulis, Senin, 12 April 2021, seperti dilansir dari Medcom.id.
 
Said juga memberikan dukungan moral kepada jemaat Katolik pascaledakan bom beberapa waktu lalu. Seluruh jemaat diharapkan tetap menjaga semangat toleransi.

"Kita adalah saudara satu keturunan Ibrahim, perbedaan dalam keyakinan jangan dipersoalkan," ucap Said.

Baca juga: Densus 88 Kembali Tangkap 1 Terduga Teroris di Makassar
PBNU bersama warga NU, kata Said Aqil, mengutuk teror bom di Gereja Katedral Makassar. Dia meminta masyarakat tidak usah takut tetapi harus meningkatkan kewaspadaan.
 
"Mari kita rapatkan barisan semakin insaniyah semakin harmonis satu sama lain," ujar dia.

Komisaris PT Kereta Api Indonesia (KAI) ini juga mendorong komunikasi yang rutin antara pemuda NU dan Katolik, Pergerakan Masyarakat Islam Indonesia (PMII), serta mahasiswa Katolik. Komunikasi ini diyakini membentuk kerja sama antar umat.
 
"Kerja sama di bidang kesehatan, bakti sosial, dan lain sebagainya," ujar Said Aqil.

Baca juga: 16 Korban Bom Bunuh Diri Makassar Pulih

Sebuah ledakan terjadi di depan Gereja Katedral Makassar, Makassar, Sulawesi Selatan, pada Minggu, 28 Maret 2021. Aksi bom bunuh diri tersebut dilakukan oleh pasangan suami istri dengan menggunakan sepeda motor.

Akibat insiden itu, sebanyak 20 orang mengalami luka-luka berat dan ringan. Belasan korban tersebut kini tengah dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara, RS Pelamonia, dan RS Akademis.

Diduga, kedua pelaku bom bunuh diri itu termasuk ke dalam jaringan Jemaah Ansharut Daulah (JAD) yang juga terlibat dalam serangan Gereja di Jolo Filipina pada 2018 lalu. (Fachri Audhia Hafiez)



(CIA)