Ini yang Membuat Tes PCR di Indonesia Mahal Ketimbang India

Ilustrasi Testing Medcom.id Ilustrasi Testing Medcom.id

Apakareba:  Kementerian Kesehatan (Kemenkes) buka suara terkait tingginya biaya tes polymerase chain reaction (PCR) di Indonesia yang disebabkan mahalnya harga reagen. Diketahui Indonesia masih mengimpor barang tersebut.
 
"Reagen masih impor dan harganya mahal," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan Widyawati dilansir dari Medcom.id, Minggu, 15 Agustus 2021.
 
Reagen merupakan ekstraksi yang digunakan untuk mengecek spesimen guna mendeteksi virus SARS-CoV-2. Kendati demikian, Widyawati mengatakan biaya testing PCR di Indonesia jauh lebih rendah dibanding sejumlah negara lain.

Thailand mematok tarif PCR di kisaran Rp1,3 juta sampai Rp2,8 juta, Singapura Rp1,6 juta, dan Amerika Serikat (AS) Rp1,5 juta. Harga PCR di Indonesia saat ini sekitar Rp900 ribu.

Baca juga:  Meningkat, Kini 30 Provinsi Mencapai Target Standar Testing WHO

Belakangan, mahalnya harga tes PCR di Indonesia tengah menjadi sorotan. Harga ini jauh dari tes PCR di India yang hanya Rp96 ribu.

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tjandra Yoga Aditama mendapat informasi dari kawannya di India, pemerintah di sama menyediakan subsidi untuk PCR warganya. Ini yang menyebabkan tes PCR di sana lebih murah.
 
"Teman dari India mengatakan mungkin ada subsidi dari pemerintah setempat, sesuatu yang tampaknya terjadi sebagai bagian penanggulangan pandemi," kata Yoga.
 
Murahnya harga tes PCR di India bisa juga dihasilkan dari keringanan pajak. Kemungkinan lainnya adalah murahnya bahan baku untuk industri.
 
"Semua kemungkinan ini perlu dianalisis lebih lanjut. Tetapi yang jelas, selain tarif PCR maka harga obat-obatan di India juga amat murah bila dibandingkan dengan Indonesia," tutur Yoga.



(NAI)

Berita Lainnya