Perubahan Iklim Skala Lokal Picu Beragam Bencana

Kondisi banjir hampir setinggi dada orang dewasa di Desa Tumbang Manggu, Kecamatan Sanaman Mantikei Katingan, Sabtu (6/8/2022). ANTARA/Dokumentasi Pribadi Kondisi banjir hampir setinggi dada orang dewasa di Desa Tumbang Manggu, Kecamatan Sanaman Mantikei Katingan, Sabtu (6/8/2022). ANTARA/Dokumentasi Pribadi

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat akibat perubahan iklim pada skala lokal. Hal ini telah mengakibatkan beragam fenomena bencana hidrometeorologi.

Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari menerangkan bahwa sejak akhir 2019 atau awal 2020 La Nina, Indonesia mengalami intensitas hujan dan frekuensi hujan yang lebih tinggi. Sehingga menyebabkan beberapa wilayah yang sebelumnya mempunyai hari tanpa hujan lebih lama, menjadi lebih singkat.

Faktor lingkungan juga ikut menyumbang anomaly itu, dengan banyaknya alih fungsi lahan. Sehingga serapan karbon yang menyebabkan suhu secara global mulai naik.

Abdul mengungkapkan bahwa dalam skala lokal, akan dirasakan akibatnya pada 10 – 15 tahun yang akan datang. Contohnya banjir yang terjadi di Kabupaten Katingan dan Kabupaten Sintang selama dua tahun berturut-turut.

Jika ditarik ke belakang, dalam 10 tahun terakhir, dua wilayah itu dapat dikatakan sangat jarang terkena banjir. Perubahan iklim mengakibatkan frekuensi kejadian banjir di dua kabupaten itu semakin sering dan meluas.

Tidak hanya itu, dampak perubahan iklim juga mengakibatkan kejadian banjir dan karhutla terjadi pada waktu yang bersamaan. Abdul menyoroti Provinsi Aceh, Riau, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah.

Seperti di Kabupaten Sintang ketika dilaporkan terjadi banjir, pada waktu yang bersamaan sisi lain wilayah itu terjadi kebakaran. Begitu pula dengan yang terjadi di Kabupaten Katingan.

“Dua fenomena yang berlawanan, air dan panas, air dan api, itu terjadi pada saat bersamaan dalam lokasi yang tidak terlalu jauh ya. Saya menyebutnya ini adalah dampak dari perubahan iklim pada skala lokal,” katanya, dikutip dari Antara, Selasa, 20 September 2022.

Abdul mengatakan bahwa fenomena bencana, dampak dari perubahan iklim dalam tiga tahun ke belakang ini sudah menjadi perhatian BNPB dan segenap pemangku kepentingan di daerah.

 

BACA: BNPB: Sebanyak 2 ribu Bencana Terjadi Periode Januari- September 2022



(SUR)

Berita Lainnya