Kehebatan Politikus Bukan Dilihat dari Pencitraannya, Tetapi...

Politikus Partai Gerindra, Habiburokhman. Foto: MI/Adam Dwi Politikus Partai Gerindra, Habiburokhman. Foto: MI/Adam Dwi

Apakareba: Politikus Gerindra Habiburokhman menjelaskan bahwa kehebatan seorang politisi tidak diukur dari aksi pencitraannya. Diperlukan parameter penilaian tertentu sebagai ukuran untuk menentukan apakah politisi itu berhasil atau tidak ketika menjabat di pemerintahan.

“Kita sebagai politisi kehebatannya bukan dari aksi-aksi pencitraan, seperti nyapu di jalan,” kata Habiburokhman dalam diskusi virtual Crosscheck dengan tajuk “Risma Blusukan, Siapa Blingsatan?“ yang disiarkan melalui akun YouTube Medcom.id pada Minggu, 10 Januari 2020.

Misalnya, lembaga-lembaga dalam menentukan wali kota terbaik itu menggunakan parameter apakah kepala daerah yang bersangkutan pernah terjerat kasus hukum atau tidak. Bahkan, apabila seorang wali kota pernah terlibat isu tertentu, hal itu bisa menggugurkan prestasinya.

Sehingga Anggota Komisi III DPR RI itu menyayangkan aksi Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini yang blusukan ke Jalan Sudirman-Thamrin, Jakarta Pusat, yang dikenal sebagai kawasan elite. Tentunya, masyarakat akan mengira hal itu sebagai gerakan politis. 

“Jadi sayang sekali prestasinya Ibu Risma yang sangat terukur (berdasarkan parameter-parameter tadi) dinodai dengan kontroversi dan tuduhan setting-an atau bukan setting-an,” ucapnya.

Habiburokhman menyebutkan bahwa Risma tidak pernah terlibat isu atau kasus hukum saat menjabat sebagai Wali Kota Surabaya selama dua periode. Menurutnya, hal itu merupakan suatu prestasi yang luar biasa dan seharusnya bisa dipertahankan sampai saat ini. 

“Kalau (prestasi Bu Risma) tercorang karena ketidakcermatan (Bu Risma) melakukan belanja masalah, ya..sayang sekali,” ujarnya.

Aksi blusukan Menteri Sosial Tri Rismaharini di Jalan Sudirman-Thamrin, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu sempat menjadi sorotan publik. Banyak yang berpendapat bahwa aksi tersebut hanya setting-an dan merupakan bagian dari manuver politik Risma.



(SYI)

Berita Lainnya