Berbagai Kejanggalan Masih Mewarnai Kasus Adu Tembak Polisi-FPI

Nasir Djamil. Foto: MI/M. Irfan Nasir Djamil. Foto: MI/M. Irfan

Apakareba: Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PKS Nasir Djamil menyebutkan adanya kesimpangsiuran informasi yang bermunculan di tengah masyarakat terkait insiden penembakan laskar Front Pembela Islam (FPI) di ruas Tol Jakarta-Cikampek KM 50. Perbedaan pernyataan antara beberapa pihak membuat masyarakat semakin bingung. 

“Di satu sisi, PT Jasa Marga menyebutkan CCTV Tol Jakarta-Cikampek mati sejak 6 Desember 2020. Sementara, polisi mengklaim memiliki bukti  (rekaman) CCTV bentrok dengan laskar FPI,” jelas Nasir dalam diskusi virtual Crosscheck dengan tajuk “Misteri Senjata Api FPI“ yang disiarkan melalui akun YouTube Medcom.id pada Minggu, 20 Desember 2020.

Perbedaan cerita mengenai senjata api yang diduga milik laskar FPI juga mencuat di tengah masyarakat. Polda Metro Jaya mengatakan senjata api yang digunakan laskar FPI asli dan semua pelurunya tajam. Sementara, ada juga yang memberitakan bahwa senjata api yang digunakan laskar FPI adalah rakitan.

“Jadi informasi-informasi ini perlu dicari faktanya oleh Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM),” ucap Nasir.

Terlepas dari itu semua, seluruh keterangan yang telah disampaikan oleh pihak kepolisian tetap harus dihormati. Nasir meminta agar semua pihak tetap berprasangka baik kepada polisi. Masyarakat harus percaya bahwa kepolisian saat ini sedang menegakkan hukum. 

“Polisi itu kan tagline-nya profesional, modern, dan tepercaya. Saya pikir tidak mungkin polisi mengkhianati tagline ini,” imbuhnya.

Aparat polisi terlibat bentrok dengan sekelompok orang pengikut Muhammad Rizieq Shihab (MRS) di KM 50 Jalan Tol Jakarta-Cikampek, pada Senin, 7 Desember 2020 lalu sekitar pukul 00.30 WIB. Diketahui sekelompok orang ini mencoba untuk melukai petugas dengan menggunakan senjata api dan senjata tajam.

Karena merasa terancam, polisi akhirnya mengambil tindakan tegas terukur yang menewaskan enam pengikut Rizieq dan empat lainnya melarikan diri. Laskar FPI yang tewas, yakni Andi Oktiawan, 33; Ahmad Sofiyan/Ambon, 26; Faiz Ahmad Syukur, 22; Muhammad Reza, 20; Lutfi Hakim, 25; dan Muhammad Suci Khadavi, 21.

Sementara itu, FPI mengaku tidak ada niat mengerahkan massa ke Polda Metro Jaya. Mobil yang dibuntuti polisi disebut salah satu iring-iringan laskar khusus pengawal Rizieq menuju agenda dakwah subuh internal. FPI juga mengklaim bahwa tidak ada satu pun laskar khusus FPI yang membawa senjata selama mengawal Rizieq dan keluarganya. 



(SYI)

Berita Lainnya