Deretan Startup Atasi Permasalahan Lingkungan di Indonesia

Ilustrasi Mallsampah Sumber: Medium.com/mallsampah Ilustrasi Mallsampah Sumber: Medium.com/mallsampah

Apakareba:  Isu lingkungan hidup kini menjadi diskursus yang semakin menjamur di tengah kemajuan teknologi. Hal tersebut berbanding lurus jika melihat lahirnya beragam startup yang mengusung penanganan isu lingkungan hidup yang belakangan makin mengkhawatirkan.

Dengan keresahan yang sama yakni mencegah kerusakan lingkungan dan melestarikan ekosistem Bumi, beberapa startup ini serius menangani isu lingkungan tersebut.

Kesadaran masyarakat yang semakin tinggi dengan krisis iklim dan lingkungan juga terlihat dari feedback yang diberikan ketika beberapa startup ini muncul. Dihimpun dari berbagai sumber berikut ini deretan startup yang bergerak pada isu lingkungan.


1. Mallsampah
 embed

Sumber: Medium.com/mallsampah

Untuk yang pertama, ada startup yang bergerak dalam pengelolaan sampah. Mallsampah sendiri berasal dari Makassar Sulawesi Selatan. Proyek ini bermula saat pendirinya Adi Saifullah Putra masih menjadi mahasiswa di Universitas Muslim Indonesia Makassar.

Dalam menanggulangi permasalahan lingkungan, Mallsampah memberdayakan pengepul dan pemulung lokal melalui program pendampingan.

Berdiri sejak 2015, kini Mallsampah memiliki tiga juta lebih pengepul dan pemulung lokal yang tersebar di seluruh indonesia. Mereka memiliki infrastruktur, jejaring, dan terus berkembang secara tradisional.

 

2. Siklus

embed

Sumber: Siklus.com

Selanjutnya ada Siklus, startup ini hadir memberi solusi untuk mengurangi penggunaan plastik rumah tangga. Siklus menyediakan jasa isi ulang berbagai kebutuhan rumah tangga yang langsung diantarkan langsung ke rumah Anda.

Siklus sendiri dimulai belum lama yakni, pada Juni 2020 lalu. Dengan menggunakan jasa ini Anda dapat belanja produk kebutuhan rumah tangga tanpa harus menambah sampah kemasan plastik sekaligus lebih murah lho.

 

3. Waste4Change
embed

Sumber: Waste4Change.com

Selanjutnya ada Waste4Change, startup ini menyediakan jasa pengumpulan dan pemilahan limbah. Selain itu, Waste4Change menyediakan layanan edukasi dan konsultasi waste management baik untuk tingkat rumah maupun perusahaan.

Dilansir dari Goodnewsfromindonesia.id, sudah lebih dari 2.000 rumah dan 40 area komersial yang menjadi mitra dari Waste4Change.

Waste4Change juga berencana untuk mengembangkan platform smart city. Mereka telah mengajak pemerintah kota, pemerintah kabupaten, dan investor untuk bergabung dalam usaha merintis platform tersebut.

 

4. Geofast
embed 

Sumber: ui.ac.id

Untuk yang terakhir ada Geofast, startup ini berfokus pada pembuatan semen ramah lingkungan. Menariknya startup ini dirintis oleh mahasiswa Teknik Metalurgi dan Material Universitas Indonesia lho.

Diketahui Gefoast membuat semen ramah lingkungan tersebut berbahan dasar limbah tambah.
Selain itu, semen ini juga dinilai memiliki beberapa kelebihan ketimbang semen pada umumnya. Seperti waktu pengeringannya yang begitu singkat, yaitu 8 jam sampai 3 hari. Biasanya, beton lain membutuhkan 28 hari untuk bisa kering sepenuhnya.

Tidak hanya itu, Semen berbasis limbah tambang ini menghasilkan polusi dan emisi karbon yang lebih sedikit dari semen pada umumnya. Semen Geofast memberikan dampak yang besar dalam pembangunan gedung yang ramah lingkungan.

Itulah beragam startup yang berfokus pada isu lingkungan. Semoga semua startup tersebut bisa terus berkembang, sehingga permasalahan lingkungan hidup perlahan bisa teratasi.



(NAI)

Berita Lainnya