Kenapa Malam Tahan Baru Identik Dengan Kembang Api? Yuk, Simak Sejarahnya!

Pesta kembang api di London Eye, London, Inggris, 1 Januari 2020. (Foto: AFP) Pesta kembang api di London Eye, London, Inggris, 1 Januari 2020. (Foto: AFP)

Apakareba: Perayaan malam tahun baru tinggal menunggu hitungan jam. Momentum ini biasanya dimanfaatkan kebanyakan orang untuk mengenang apa saja yang telah dilakukan sepanjang tahun dan apa yang ingin dicapai di tahun depan. 

Setiap orang memiliki tradisi perayaan tahun baru yang berbeda-beda. Ada yang membuat acara bakar-bakaran, ada yang movie marathon, maupun bercengkerama dengan orang terkasih sembari menunggu pergantian tahun. Tetapi, ada satu tradisi yang hampir semua negara melakukannya dan setiap orang pasti menyaksikannya, yakni pertunjukan kembang api.

Kembang api selama ini identik sebagai pertanda bergantinya tahun. Nyaris seluruh wilayah akan diwarnai oleh berbagai jenis kembang api pada malam pergantian tahun. 

Lantas, kenapa harus begitu ya? Bagaimana sih asal-usul penggunaan kembang api ini? Yuk, simak sejarahnya!

Dilansir dari beberapa sumber, tradisi ini oleh para sejarawan dipercayai berawal dari Cina, tetapi ada juga yang berpendapat bahwa penggunaan kembang api ini berasal dari daerah Timur Tengah atau India.

Awalnya, kembang api ini ditemukan secara tidak sengaja oleh ahli kimia Cina pada sekitar 800 Masehi. Ia mencampurkan saltpeter (Potasium Nitrat atau Kalium Nitrat), arang, belerang, dan zat kimia lain yang dimasukkan ke dalam bambu. Saat bambu dilemparkan ke dalam api, terciptalah sebuah ledakan.

Dari situ terlahirlah kembang api pertama di dunia. Orang Cina percaya bahwa ledakan tersebut bisa mengusir roh jahat dan digunakan untuk merayakan perayaan khusus.

Pada abad ke-10, bangsa Cina menyadari bahwa dapat membuat bom dengan mesiu mentah yang merupakan bahan dari kembang api pertama buatan mereka. Akhirnya, mereka memanfaatkannya dalam pertempuran dengan menghujani musuh dengan anak panah yang ditempelkan bubuk bom mentah. 

Setelah 200 tahun, kembang api kembali dikembangkan dengan cara menembakkan bahan peledak ke udara. Hal ini kemudian menjadi petasan dalam bentuk roket pertama yang menggunakan balutan kayu. Hingga kini, teknologi itu masih digunakan salam beberapa pertunjukan kembang api.

Memasuki abad ke-13, para diplomat, penjelajah, dan misionaris menyebarkan sampel dan formula bubuk mesiu mentah ini ke Eropa dan Arab. Beberapa ilmuwan barat akhirnya menggunakan formula itu untuk menciptakan persenjataan militer yang kuat, seperti meriam dan musket. 

Tidak hanya untuk peperangan, orang-orang di barat masih mempertahankan gagasan asli tentang kembang api, yakni menggunakannya pada perayaan acara khusus. Mereka menggunakan bubuk mesiu yang lebih lembut sebagai kembang api.
 
Di Inggris, para penguasa juga membuat pertunjukan kembang api untuk menghibur pengikutnya. Pertunjukan kembang api kerajaan pertama dilaksanakan pada hari pernikahan Raja Inggris, Henry VII pada 1486.

Kaisar Rusia pertama yang dikenal dengan sebutan Czar Peter The Great of Russia juga menyelenggarakan pertunjukan kembang api selama 5 jam untuk menandai kelahiran putranya.

Kemudian, kembang api juga ikut menghiasai pendeklarasian Amerika Serikat pada 4 Juli 1776. Akhirnya, pertunjukan kembang api pun menjadi sebuah tradisi dalam memperingati peringatan kemerdekaan Amerika Serikat.

Seiringnya waktu, kembang api juga diperuntukan dalam acara-acara nasional dan juga pada hari libur seperti perayaan malam tahun baru.



(SYI)

Berita Lainnya