Orang Bugis Wajib Tahu! Apa Itu Pemmali?

Adat bugis (Sumber: Kemdikbud.go.id) Adat bugis (Sumber: Kemdikbud.go.id)

Apakareba: Di Jawa terdapat istilah ora ilok yang berarti tidak baik, tidak etis, dan arti lainnya yang memiliki pesan sebagai larangan. Tidak hanya di Jawa, Suku Bugis juga memiliki istilah pemmali. Pemmali memiliki makna pantangan atau hal yang tidak boleh dilakukan menurut adat istiadat yang telah diturunkan dari petuah terdahulu.

Orang tua di Suku Bugis selalu menekankan ke anak-anaknya untuk berperilaku dan bertutur kata yang baik. Mereka percaya apa yang diperbuat maka itulah yang didapat.

Pemmali merupakan acuan bagi masyarakat Bugis untuk menentukan mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak. Pribadi yang luhur akan terbentuk dalam diri setiap masyarakat Bugis jika berpedoman pada Pemmali. Mereka meyakini pelanggaran terhadap pemmali akan mendatangkan karma atau kutukan.

Dilansir dari situs resmi Kemdikbud, terdapat dua bentuk pemmali yang dikenal masyarakat Bugis, yakni pemmali dalam bentuk perkataan dan pemmali dalam bentuk perbuatan.

1. Pemmali dalam bentuk perkataan

Dalam bertutur kata, masyarakat Bugis percaya terdapat beberapa kata yang menjadi pantangan untuk diucapkan, di antaranya balawo (tikus), buaja (buaya), dan guttu (guntur). Kenapa begitu ya? Ternyata masyarakat Bugis percaya ketika menyebutkan kata balawo (tikus), mereka akan mengalami gagal panen akibat hama tikus. Kata buaja (buaya) juga tidak semena-mena hanya dilarang untuk diucapkan tanpa alasan yang jelas. Konon, Sang Makhluk akan marah dan meminta tumbal berupa nyawa manusia ketika mengucapkan kata buaja.

2. Pemmali dalam bentuk perbuatan

Berkelakuan baik pastinya akan mendatangkan hal-hal positif ke diri kita. Sebaliknya, berkelakuan buruk tentunya akan mendatangkan karma dan dipercaya bisa menyebabkan berkurangnya rezeki. Berikut contoh pemmali atau larangan berupa tindakan yang dipercayai oleh masyarakat Bugis.

Seorang gadis menyanyi di dapur

Seorang gadis yang sedang memasak  atau menyiapkan sajian makanan di dapur dilarang untuk bernyanyi. Imbas dari melanggar pemmali tersebut adalah sang gadis dipercaya akan mendapatkan jodoh lelaki yang sudah tua. Makna atau pesan tersirat dari pantangan itu sebenarnya lebih untuk kesehatan. Ketika seorang gadis menyanyi sembari ia memasak, otomatis air liur atau ludahnya akan terpercik ke makanan dan dikhawtirkan mendatangkan penyakit.

Seorang gadis tidur sampai tengah hari

Orang yang bangun tidur di tengah hari biasa diidentikkan sebagai pemalas. Inilah yang menjadi alasan kenapa masyarakat bugis melarang seorang gadis untuk tidur sampai tengah hari. Produktivitas kerja yang berkurang dipercaya akan memperlambat rezeki.

Jodoh merupakan salah satu bentuk rezeki yang melayang. Sebab, seorang gadis yang malas tidak akan menarik bagi lelaki bujang. Seorang gadis pastinya diproyeksikan untuk menjadi ibu rumah tangga yang baik. Perempuan harus bisa mengurus kebutuhan suami dan anak dengan ulet.

Tidur siang saat jenazah tetangga belum diberangkatkan ke kuburan

Pemmali satu ini menunjukkan bahwa masyarakat Bugis yang memegang teguh prinsip kebersamaan dan menghargai satu sama lain. Apabila terdapat tetangga yang meninggal, masyarakat sekitar harus ikut mengurus. Bagi yang tidak bisa melayat dilarang untuk tidur sebelum jenazah dikuburkan. Hal ini dilarang untuk menunjukkan perasaan berduka atau berempati terhadap keluarga yang ditinggalkan.

Bertopang dagu

Orang yang bertopang dagu menunjukkan bahwa ia bukanlah orang yang rajin. Kerjaannya hanya berpangku tangan dan tidak melakukan sesuatu. Orang yang demikan biasanya hidup menderita.

Anak-anak berbaring tengkurap

Anak-anak yang berbaring tengkurap dianggap tidak sopan. Bagi yang melanggar pemmali ini digadang-gadang akan menyebabkan ibunya cepat meninggal. Makna terselubung dari pemmali ini lebih untuk mengajarkan anak memiliki etika yang baik sehingga tidak membuat malu keluarga.

Meninggalkan makanan atau minuman yang sudah dihidangkan

Meninggalkan makanan atau minuman secara sengaja dianggap sebagai pemborosan. Makanan atau minuman yang telah disajikan pastinya untuk dikonsumsi, sehingga menjadi mubazir jika ditinggalkan. Ganjaran apabila melanggar pemmali ini adalah dapat terkena bencana.

Nah, itu dia berbagai macam pemmali yang dipercayai oleh Suku Bugis. Semua ajaran yang diturunkan oleh leluhur terdahulu pastinya tersirat makna yang baik untuk kita. Jadi kalian harus tanamkan nilai-nilai sosial seperti ini ya pada diri kalian agar kedepannya memiliki budi pekerti yang baik!

 



(SYI)

Berita Lainnya