Kelelahan Mengasuh Anak, Waspada Gejala Parental Burnout!

Ilustrasi: Freepik Ilustrasi: Freepik

Jakarta: Selama masa pandemi, banyak orang tua yang kelelahan secara fisik maupun mental menghadapi tingkah anak-anak karena senantiasa mendampingi selama pembelajaran jarak jauh (PJJ). Kewajiban yang harus ditanggung oleh orang tua bukanlah hal yang mudah dan bisa menyebabkan tekanan.

Kondisi tekanan yang dialami oleh orang tua ini dikenal dengan istilah parental burnout. Dilansir dari Hellosehat, parental burnout adalah kondisi kelelahan yang orang tua rasakan saat mengasuh anak.

Parental burnout bukan hanya stres biasa. Kondisi ini terkait kelelahan dan stres saat mengasuh anak yang bisa menjadi kronis bila tidak segera ditangani.

Berikut empat tahapan kondisi kelelahan yang orang tua rasakan saat mengasuh anak:

1. Lelah menjalani peran sebagai orang tua
2. Perbedaan kondisi antara orang tua saat ini dan sebelumnya
3. Muak menjadi orang tua
4. Menjaga jarak secara emosional dengan anak.

Bila salah pengobatan, kondisi kelelahan ini bisa memicu depresi sampai situasi ibu dan ayah tidak semangat menjalani hari.

Ada berbagai cara yang dapat orang tua lakukan untuk mengatasi dan mencegah parental burnout menjadi lebih parah.

1. Ceritakan kepada pasangan dan keluarga

Merasa lelah saat mengasuh anak adalah perasaan yang normal dan sangat wajar. Saat merasakan ini, ceritakan kepada pasangan, keluarga, atau orang terdekat.

Orang tua yang mengalami parental burnout rentan memiliki perasaan sendiri sehingga teman cerita adalah salah satu bagian cukup penting untuk mengatasinya.

Bila ayah atau ibu takut bercerita dengan teman dan keluarga karena khawatir dinilai buruk bisa berkonsultasi dengan ahli seperti psikolog.

2. Perbanyak istirahat

Parental burnout terjadi ketika ayah atau ibu merasa lelah berkepanjangan. Ketika mengalami ini, ayah atau ibu bisa istirahat dan meminta bantuan keluarga untuk mengasuh sang anak.

Ayah atau ibu yang sedang mengalami kondisi ini bisa melakukan me time seperti tidur lebih lama, jalan-jalan, atau makan makanan kesukaan tanpa gangguan sang anak.

3. Mengevaluasi diri

Bila ayah dan ibu merasa lelah dengan peran sebagai orang tua, tanyakan pada diri sendiri, apakah standar pola pengasuhan terlalu tinggi dan menuntut kesempurnaan?

Ayah dan ibu bisa berdiskusi tentang pola asuh yang sudah dilakukan. Tidak perlu menuntut gaya pengasuhan seperti orang tua lain. Orang tua bisa menyesuaikan dengan tipe dan karakter anak tanpa harus menuntut terlalu tinggi.

4. Mencoba gaya pengasuhan sesuai karakter anak

Gaya pengasuhan orang tua satu dan lain tentu berbeda sehingga ayah dan ibu tidak bisa menyamakannya. Bila gaya pengasuhan yang sudah pernah orang tua coba terlalu berat bisa mencoba metode yang lain.

Untuk menemukan gaya pengasuhan lain, ayah dan ibu bisa konsultasi ke psikolog dan mengikuti seminar atau program pengasuhan yang dapat orang tua sesuaikan dengan karakter anak.

5. Hindari mengatakan ‘harus’

Tuntutan dan keinginan orang tua terhadap sikap anak, justru sering membuat ayah dan ibu yang lelah sendiri. Maka dari itu, kurangi ekspektasi orang tua terhadap dirinya sendiri dalam mengasuh anak.

Sebagai contoh, ayah dan ibu merasa harus terus menemani anak, padahal pergi sesekali tanpa mereka juga bukan sesuatu yang salah. Saat memiliki buah hati, Anda dan pasangan akan memiliki peran sebagai ayah dan ibu. Peran ini tentu melelahkan, tetapi ini perasaan yang wajar.

Berikan waktu untuk diri sendiri sehingga ayah dan ibu bisa menghindari parental burnout menjadi lebih parah.



(UWA)

Berita Lainnya